Ntvnews.id, Jakarta - Sejumlah negara Arab dan Islam akan melakukan pemantauan hilal pada Jumat, 28 Februari 2025, untuk secara resmi menentukan dimulainya ibadah puasa bulan Ramadhan. Pemantauan hilal ini merupakan tradisi penting dalam kalender Islam untuk menetapkan awal bulan suci.
Menjelang dimulainya Ramadhan, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, pada Kamis, 27 Februari 2025.
Dalam pesannya, Raja Salman menyampaikan, "Salam tulus serta doa terbaik untuk kesehatan dan kebahagiaan Presiden al-Sharaa, serta keamanan dan stabilitas bagi Republik Arab Suriah dan rakyatnya yang bersaudara dalam menyambut bulan suci Ramadhan."
Baca juga: Mengapa Hilal Menentukan Awal Ramadhan?
Raja Salman juga berharap, "bulan ini membawa kebaikan dan berkah bagi seluruh umat Islam di dunia."
Ucapan ini mencerminkan semangat persaudaraan dan solidaritas di antara negara-negara Muslim dalam menyambut bulan penuh berkah.
Perlu diketahui, Bashar al-Assad, yang memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember 2024, mengakhiri rezim Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963. Sehari setelah kepergian al-Assad, Ahmed al-Sharaa ditunjuk sebagai presiden pada 29 Januari 2025, dan menugaskan Mohammed Al-Bashir untuk membentuk pemerintahan guna mengawasi periode transisi di Suriah.
Pemantauan hilal dan penetapan awal Ramadan memiliki makna penting bagi umat Islam, karena menandai dimulainya periode ibadah puasa yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Selain itu, momen ini juga menjadi waktu untuk memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas antarnegara Muslim di seluruh dunia.
Dengan dimulainya bulan suci Ramadhan, diharapkan umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk dan menjadikan bulan ini sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan serta kepedulian sosial terhadap sesama.
(Sumber: Antara)