Ntvnews.id
"Makanan yang dihindari (saat berbuka puasa) seperti tinggi lemak, makanan yang bisa menghasilkan banyak gas setelah disantap seperti ubi pada orang-orang tertentu bisa menyebabkan perutnya tidak nyaman, juga sawi, kol," ujar dr. Ida Gunawan saat dihubungi di Jakarta, Minggu,16 Maret 2025.
Ida, yang aktif di Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta, juga menyarankan untuk menghindari makanan asam seperti kedondong serta minuman berkafein dan bersoda, seperti kopi dan teh, saat berbuka puasa.
Hal ini dikarenakan makanan dan minuman tersebut dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan kadar asam lambung, terutama bagi penderita asam lambung.
Baca juga: Pemerintah Sudah Layani Makan Bergizi Gratis untuk SLB: Menu Diperhatikan Ahli Gizi
"Hindari makanan yang bisa merangsang pengeluaran asam lambung yang masuk ke dalam kelompok tinggi kafein seperti kopi, teh pekat, soda dan sebagainya, lalu sari buah citrus, produk susu tinggi lemak harus betul-betul dibatasi terutama pada mereka yang punya intoleransi terhadap laktosa," jelas Ida.
Ia menyarankan umat Muslim untuk berbuka puasa dengan cairan terlebih dahulu, karena tenggorokan yang kering sangat membutuhkan hidrasi.
Jika ingin mengonsumsi gorengan setelah minum, sebaiknya dibatasi tidak lebih dari satu porsi atau satu potong. Makanan yang digoreng mengandung lemak trans yang kurang baik bagi kesehatan tubuh.
Menurut Kementerian Kesehatan, konsumsi lemak trans dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan berkontribusi terhadap sekitar 500.000 kematian akibat penyakit jantung koroner di seluruh dunia setiap tahunnya.
Baca juga: Aturan Buka Puasa di Commuter Line Hingga LRT, Hanya Boleh Makanan Ringan
Selain memberikan tips dalam memilih makanan untuk berbuka puasa, Ida juga membagikan strategi dalam menentukan menu sahur. Ia menekankan pentingnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang saat sahur.
"Yaitu cukupi karbohidrat sesuai dengan porsi yang dianjurkan. Dari satu piring makan maka setengah piring diisi sayur dan buah, seperempatnya diisi dengan karbohidratnya, lalu seperempat sisanya dengan protein hewani dan nabati," jelas dia.
Ida menambahkan bahwa umat Muslim perlu menjaga kecukupan hidrasi dengan mengonsumsi setidaknya delapan gelas air, yang dapat dibagi antara waktu sahur dan berbuka puasa.
"Karena kebutuhan cairan sangat penting supaya puasa bisa bertahan dan tubuh tetap punya energi selama berpuasa," ucap dr. Ida yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah itu.
(Sumber: Antara)