Ntvnews.id
"Cek panel listrik dan pastikan tidak ada kabel yang terkelupas atau komponen yang berisiko menyebabkan korsleting," ujar President Director Indonesia&Timor-Leste Schneider Electric, Martin Setiawan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 25 Maret 2025.
Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, sekitar 61,12 persen kasus kebakaran pada tahun 2024 disebabkan oleh arus pendek listrik.
Baca juga: Dishub DKI Siapkan 4 Terminal Utama dan 3 Terminal Bantuan di Momen Mudik Lebaran 2025
Hal ini menegaskan betapa pentingnya memastikan instalasi listrik di rumah tetap aman, terutama saat ditinggalkan dalam waktu lama. Oleh karena itu, Martin mengimbau masyarakat, termasuk warga Jakarta, untuk memeriksa kondisi instalasi listrik guna mencegah risiko kebakaran.
Ia menjelaskan bahwa "Miniature Circuit Breaker" (MCB) dan "Residual Current Circuit Breaker" (RCCB) merupakan perangkat pembatas sekaligus pengaman arus listrik yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kedua alat ini dapat menjadi solusi efektif dalam melindungi sirkuit listrik dari risiko korsleting dan kebakaran.
Martin menjelaskan bahwa MCB berfungsi sebagai perlindungan terhadap korsleting dan kelebihan daya dengan memutus aliran listrik secara otomatis saat terjadi gangguan. Sementara itu, RCCB berperan dalam mencegah risiko sengatan listrik dengan mendeteksi kebocoran arus dan segera memutus aliran listrik untuk keamanan pengguna.
"Dengan demikian, risiko kebakaran dan sengatan listrik dapat diminimalkan," ujar dia.
Selain itu, mencabut peralatan elektronik yang tidak digunakan juga menjadi langkah efektif dalam mencegah kebakaran akibat korsleting listrik.
Perangkat seperti televisi, komputer, pengisi daya, dan "microwave" sebaiknya dilepas dari stop kontak untuk mencegah risiko korsleting listrik serta mengoptimalkan penghematan energi.
Selain itu, memastikan kompor dalam keadaan mati dan regulator gas berfungsi dengan baik juga sangat penting. Pasalnya, kompor gas menjadi salah satu penyebab utama kebakaran di rumah.
Untuk mencegah risiko kebocoran gas, lakukan pemeriksaan dengan mencium adanya bau gas atau gunakan sabun cair untuk melihat apakah muncul gelembung udara pada selang gas.
"Jika memungkinkan, matikan pasokan gas utama sebelum pergi dan pastikan alat pemadam api ringan (APAR) tersedia di dapur," kata Martin.
Baca juga: 5 Hal yang Wajib Dilakukan Sebelum Mudik dengan Kendaraan Pribadi
Martin juga menekankan pentingnya memastikan sistem alarm dan kamera pengawas berfungsi dengan optimal. Pastikan baterai alarm dalam kondisi baik, periksa koneksi kamera, dan atur sudut pandang kamera agar dapat memantau area vital seperti pintu masuk, garasi, dan jendela.
Selain itu, gunakan UPS (Uninterruptible Power Supply) untuk menjaga sistem keamanan tetap aktif meskipun terjadi pemadaman listrik.
"Momen mudik Lebaran merupakan momen penting yang dinanti banyak keluarga di Indonesia, jangan sampai keistimewaan momen ini terganggu karena potensi kebakaran," katanya.
(Sumber: Antara)