Tren Menikah Tanpa Cinta Meningkat, Kok Bisa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Agu 2024, 13:00
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Menikah Ilustrasi Menikah (pixabay)

Ntvnews.id, Jakarta - Di Jepang, di tengah penurunan angka pernikahan, muncul tren baru berupa pernikahan tanpa cinta atau seks, yang dikenal dengan istilah 'friendship marriage' atau 'pernikahan persahabatan'. Sekitar 1% dari populasi Jepang, yang saat ini berjumlah 124 juta, diperkirakan menjadi kandidat untuk jenis pernikahan ini.

Dilnasir dari SCMP, Kamis,15 Agustus 2024, angka ini berdasarkan data dari Colorus, sebuah lembaga yang mengklaim sebagai yang pertama dan satu-satunya di Jepang yang khusus menangani pernikahan persahabatan.

Sejak didirikan pada Maret 2015, Colorus telah membantu sekitar 500 anggotanya membentuk rumah tangga dengan konsep unik ini, dengan beberapa pasangan bahkan telah membesarkan anak-anak mereka.

Baca Juga: Peramal Hard Gumay Sebut Artis K Bakal Bercerai dan Sudah 2 Kali Menikah

Apa itu Friendship Marriage? Friendship Marriage atau pernikahan persahabatan didefinisikan sebagai bentuk hidup bersama yang didasarkan pada kesamaan minat dan nilai. Dalam jenis pernikahan ini, pasangan tidak menikah dengan sahabat, tetapi dengan seseorang yang memiliki visi serupa.

Dalam hubungan ini, pasangan dianggap sah secara hukum tetapi memiliki kebebasan untuk tinggal bersama atau terpisah. Jika mereka memutuskan untuk memiliki anak, biasanya dilakukan melalui inseminasi buatan.

Lebih lanjut, setiap individu dalam pernikahan persahabatan bebas menjalin hubungan romantis dengan orang lain di luar pernikahan, asalkan disepakati bersama.

Baca Juga: Harapan Aliando Ingin Segera Menikah di Tahun Ini

"Pernikahan persahabatan itu seperti mencari teman sekamar yang memiliki minat yang sama," ungkap seseorang yang telah menjalani jenis pernikahan ini selama tiga tahun.

"Saya tidak cocok menjadi pacar seseorang, tetapi saya bisa menjadi teman yang baik. Saya hanya ingin seseorang dengan selera yang sama untuk melakukan hal-hal yang kami berdua sukai, berbicara, dan tertawa bersama," tambahnya.

Sebelum menikah, pasangan biasanya menghabiskan waktu berjam-jam atau berhari-hari untuk menyepakati berbagai aspek kehidupan bersama, seperti makan bersama, pembagian pengeluaran, tugas-tugas rumah tangga, dan penggunaan ruang di lemari es.

Walaupun mungkin tampak tidak romantis, diskusi semacam ini telah membantu sekitar 80% pasangan untuk hidup bahagia bersama dan seringkali memiliki anak.

Halaman
x|close