Pentingnya Protein Hewani Demi Makanan Sehat Bergizi Saat Bekal Anak Sekolah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Sep 2024, 18:57
Beno Junianto
Penulis & Editor
Bagikan
Olahan makanan protein hewani Olahan makanan protein hewani (Website JAPFA)

Ntvnews.id, Jakarta - Banyak cara dilakukan orangtua untuk membekali putra putri tercintanya dengan makanan sehat serta bergizi selama menempuh kegiatan belajar mengajar di sekolah. JAPFA sangat concern soal itu.

Anak-anak yang sehat dan aktif memerlukan nutrisi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu cara terpenting untuk memberikan nutrisi ini adalah dengan menyediakan menu makanan sehat untuk bekal anak ke sekolah. Pilihan makanan yang cerdas dan beragam dapat membantu anak dalam mencapai potensi terbaik mereka di sekolah.

Dengan hasil olahan serta produk protein hewani yang aman dan terjangkau yang diberikan yang terbaik oleh JAPFA mendukung suksesnya program makanan sehat dan bergizi untuk anak-anak sekolah serta masyarakat Indonesia.

Melalui visi misinya, JAPFA Menjadi penyedia terkemuka dan terpercaya di bidang produk pangan berprotein terjangkau di Indonesia berlandaskan kerjasama dan pengalaman teruji, dalam upaya memberikan manfaat bagi seluruh pihak terkait.

Variasi makanan untuk bekal anak merupakan hal yang penting. Bagi anda orangtua baiknya untuk menyajikan berbagai makanan dari kelompok makanan yang berbeda untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang beragam. Protein hewani sangat baik.

Olahan makanan protein hewani <b>(Website JAPFA)</b> Olahan makanan protein hewani (Website JAPFA)

Protein Hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Pangan hewani mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan.

Bekal anak ke sekolah yang sehat adalah investasi dalam kesehatan dan perkembangan anak. Dengan memberikan nutrisi yang tepat, dapat membantu anak untuk meraih potensi terbaiknya di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelumnya dalam Hari Gizi Nasional ke-63 Jakarta, Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Ni Made Diah mengatakan penyebab utama permasalahan gizi adalah asupan gizi yang tidak optimal dan infeksi berulang.“Studi yang dilakukan oleh Headey et.al (2018) menyatakan bahwa ada bukti kuat hubungan antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada balita 6-23 bulan, seperti susu/produk olahannya, daging/ikan dan telur. Penelitian tersebut juga menunjukkan konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada konsumsi satu jenis pangan hewani. Protein hewani penting dalam penurunan stunting,” ujar Diah, Jumat (20/1) pada konferensi pers Hari Gizi Nasional ke-63 di Jakarta.

Tingkat kecukupan konsumsi energi dan protein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi masyarakat. Berdasarkan Susenas 2022, konsumsi protein per kapita sudah berada di atas standar kecukupan konsumsi protein nasional yaitu 62,21 gram namun masih cukup rendah untuk protein hewani yaitu kelompok ikan/udang/cumi/kerang 9,58 gram; daging 4,79 gram; telur dan susu 3,37 gram. Sementara itu berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), konsumsi telur, daging, susu dan produk turunannya di Indonesia termasuk yang rendah di dunia: konsumsi telur antara 4-6 kg/tahun; konsumsi daging kurang dari 40 g/orang, serta konsumsi susu dan produk turunannya 0-50 kg/orang/tahun. Telur merupakan sumber protein, asam amino dan lemak sehat. Sedangkan susu mengandung protein dan kalsium. Makan telur matang dengan susu membuat asupan protein manusia seimbang.

Sementara itu dikutip dari website Sehat Negeriku, Wakil Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof. dr. Budi Wiweko, Sp.OG menjelaskan pentingnya protein hewani dalam 270 hari pertama kehidupan atau 9 bulan dapat mencegah anak dari stunting. Tetapi di luar itu yang juga lebih penting dalam mencegah anak lahir stunting adalah 100 hari sebelum terjadinya kehamilan atau persiapan kehamilan. Pada masa tersebut calon ibu dianjurkan mengonsumsi tinggi protein untuk persiapan sel telur dan sperma yang berkualitas, sehingga menghasilkan embrio yang baik dan janin yang berkualitas.

“Studi kita menunjukkan bahwa ibu hamil kita konsumsinya sebagian besar masih karbohidrat, sementara asupan protein masih sangat kurang,” tuturnya.

Fokus Pangan Berprotein

Dengan Memiliki pengalaman teruji di bidang peternakan dan di kawasan berkembang Asia, JAPFA sendiri sangat peduli memproduksi makanan olahan yang bergizi. Dikutip dari website JAPFA, akan konsisten mengembangkan usaha di bidang protein dari hewan ternak termasuk ungags dan hewan laut.

Termasuk usaha Utama di bidang pakan, pembiakan, pemeliharaan ternak, vaksin dan lainnya. Produk yang dihasilkan akan selalu berujung pada produksi makanan olahan untuk konsumsi manusia.

Halaman
x|close