Ini Penyebab Kerusuhan di Inggris yang Tergetkan Komunitas Muslim

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Agu 2024, 11:18
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kerusuhan Inggris Kerusuhan Inggris (Istimewa)

Ntvnews.id, London - Inggris mengalami kerusuhan dan demonstrasi setelah tiga anak tewas dan sepuluh orang lainnya terluka dalam insiden penikaman massal di Southport, Merseyside, pada Senin, 29 Juli 2024 lalu. 

Serangan tersebut terjadi di sebuah acara bertema Taylor Swift di sebuah sekolah tari di Southport, mengakibatkan kematian tiga anak perempuan—Bebe King (6 tahun), Elsie Dot Stancombe (7 tahun), dan Alice Dasilva Agular (9 tahun).

Insiden ini memicu protes besar-besaran dan pembakaran yang menargetkan para pencari suaka dan komunitas Islam di Inggris.

Dilansir dari reuters, Selasa, 6 Agustus 2024, kemarahan yang muncul dari insiden penikaman di Southport dimanfaatkan oleh kelompok sayap kanan ekstrem untuk menyebarkan informasi palsu. Mereka mengklaim bahwa pelaku penikaman adalah seorang imigran, dengan tujuan memobilisasi protes anti-Muslim dan anti-imigran di Inggris.

Baca Juga: 300 Orang Lebih Ditangkap Buntut Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris

Polisi sebelumnya menyatakan bahwa tersangka, seorang remaja berusia 17 tahun dari Banks, Lancashire, sekitar 8 kilometer dari lokasi serangan, telah ditangkap dengan tuduhan pembunuhan. Tersangka dilaporkan lahir di Cardiff, Wales. Motif dan detail lebih lanjut mengenai identitas tersangka masih belum dipublikasikan.

Kerusuhan meluas dengan para perusuh membakar dan menyerbu hotel-hotel yang digunakan untuk menampung para pencari suaka di Inggris utara. Pada Minggu, 4 Agustus 2024 lalu para pengunjuk rasa merusak dan membakar dua hotel di Tamworth dan Rotherham.

Di Tamworth, para pengunjuk rasa melemparkan proyektil, memecahkan kaca jendela, dan membakar barang-barang. Di Rotherham, mereka melempar papan kayu, membakar objek di sekitar hotel, dan merusak jendela untuk masuk.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengecam keras tindakan tersebut dan memperingatkan bahwa pelaku akan menghadapi hukuman berat.

Baca Juga: Kerusuhan Pecah di Inggris Usai 3 Anak Kecil Tewas Ditikam

"Rakyat berhak merasa aman di negara ini. Namun, kita melihat komunitas Muslim menjadi sasaran, serangan terhadap masjid, komunitas minoritas lain juga menjadi target, serangan terhadap polisi, kekerasan yang tak terkendali, dan retorika rasis," ujar Starmer kepada CNN Inernasional.

"Jadi, saya tidak akan ragu untuk menyebutnya sebagai premanisme sayap kanan," tambahnya.

Kerusuhan yang disertai kekerasan ini merupakan yang terburuk sejak 2011 dan menjadi tantangan terbaru bagi pemerintahan PM Starmer yang baru saja terpilih.

Awal pekan ini, Kantor Dalam Negeri Inggris mengumumkan bahwa masjid-masjid di Inggris akan diberikan "perlindungan tambahan".

Halaman
x|close