Miris, Korban Pelecehan Seksual Titipan Dinsos Dicabuli Kiai Pengasuh Pesantren di Gresik

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Agu 2024, 09:38
Dedi
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Penganiayaan atau Kekerasan Ilustrasi Penganiayaan atau Kekerasan (pixabay)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang pemimpin pesantren di Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, berinisial AM, diduga melakukan pelecehan terhadap dua perempuan yang sebelumnya dititipkan oleh Dinas Sosial untuk menjalani pemulihan mental. Saat ini, kasus tersebut sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian.

Inspektur Polisi Dua Hepi Muslih Riza, Kepala Unit PPA Satuan Reskrim Polres Gresik, mengungkapkan bahwa penyelidikan ini dimulai setelah mereka menerima laporan terkait dugaan tindakan asusila yang dilakukan oleh AM.

Menurut akun Instagram @wonggresik, seorang remaja perempuan berinisial CS (18) dititipkan di sebuah pesantren di Dukun, Gresik, setelah menjadi korban pencabulan. Namun, tragisnya, ia malah diduga dilecehkan oleh kiai (AM) di pesantren tersebut. 

Ilustrasi korban pelecehan <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi korban pelecehan (Pixabay)

Berdasarkan laporan, korban adalah dua orang perempuan. Korban pertama adalah perempuan dewasa yang dilecehkan Maret 2024 dan korban kedua diketahui masih berusia belasan tahun. 

"Laporan yang kami terima menyebutkan bahwa ada dua korban yang menjadi sasaran pelecehan," kata Hepi di Polres Gresik pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Yang lebih memilukan, lanjutnya, salah satu korban ternyata sudah pernah menjadi korban pelecehan pada tahun 2021. Saat itu, pelaku adalah tetangga korban sendiri yang membujuknya dengan iming-iming uang.

Kasus pelecehan tersebut akhirnya diadili, dan tetangga korban dinyatakan bersalah. Setelah putusan berkekuatan hukum tetap, korban dititipkan ke Dinas Sosial setempat untuk mendapatkan bantuan serta pemulihan.

Ilustrasi kekerasan <b>(Free Pict)</b> Ilustrasi kekerasan (Free Pict)

Salah satu rekomendasi dari Dinas Sosial, menurut Hepi, adalah merujuk korban ke pondok pesantren yang diasuh oleh terlapor untuk dibina dan memulihkan kondisi mentalnya. Namun, alih-alih mendapatkan pembinaan dan pemulihan, korban justru kembali menjadi korban pelecehan oleh kiai di pesantren tersebut.

"Dari hasil pemeriksaan awal, korban mengalami pelecehan sebanyak tiga kali oleh kiai tersebut," ujar Hepi.

Hepi menjelaskan bahwa pihaknya masih terus menyelidiki dan mendalami kasus ini. Oleh karena itu, ia belum dapat memberikan penjelasan lebih rinci terkait motif dan modus terlapor dalam melakukan pelecehan tersebut.

Halaman
x|close