Dugaan Kebocoran Data Terjadi lagi?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Agu 2024, 15:15
Alber Laia
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi hacker. (Shutterstock) Ilustrasi hacker. (Shutterstock)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengungkapkan bahwa pihaknya sedang melakukan penelusuran terkait dugaan kebocoran data Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Penelusuran ini dilakukan bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memastikan kebenaran dari laporan kebocoran data yang beredar.

Baca Juga:

Prabowo Bakal Ngantor di IKN Usai Dilantik jadi Presiden?

Wakteum Golkar Sebut kepemimpinan Airlangga Penuh dengan Hal Ini

"Itu lagi ditelusuri, kita juga lagi bekerja sama sama BSSN, karena ada banyak informasi-informasi yang menyebutkan soal kebocoran data ini ya," ujarnya, dikutip dari Antara.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria (tengah) dalam jumpa pers usai acara pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo &amp; Summit (IIXS) di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Senin (12/8/2024). <b>(Dok.Antara)</b> Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria (tengah) dalam jumpa pers usai acara pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Senin (12/8/2024). (Dok.Antara)

Nezar menjelaskan bahwa seringkali data yang diklaim bocor oleh pelaku di dark web tidak selalu sesuai dengan data sebenarnya.

"Kadang-kadang data yang bocor itu bukan data yang seperti diklaim oleh pelakunya di dark web itu. Makanya kita sedang telusuri," katanya.

Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC melaporkan bahwa kebocoran data pribadi kembali terjadi menjelang Hari Ulang Tahun Ke-79 Republik Indonesia. Kali ini, Badan Kepegawaian Negara (BKN) menjadi korban peretasan.

"Temuan ini berawal dari sebuah postingan dari peretas dengan nama anonim TopiAx di Breachforums pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024," jelas Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Dr. Pratama Persadha.

Peretas juga menawarkan seluruh data tersebut dengan harga 10.000 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp160 juta) di forum jual beli hasil peretasan. Selain itu, peretas membagikan sampel data berisi 128 ASN dari berbagai instansi di Aceh.

CISSReC melakukan verifikasi secara acak terhadap 13 ASN yang namanya tercantum dalam sampel data tersebut melalui WhatsApp. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa data tersebut valid, meskipun terdapat beberapa kesalahan penulisan pada field NIP dan NIK.

Dengan adanya laporan ini, Nezar Patria dan timnya berkomitmen untuk menyelidiki lebih dalam guna memastikan keamanan data dan melindungi informasi pribadi masyarakat.

Halaman
x|close