Sejumlah Anak Perempuan di Gaza Potong Rambut Akibat Tak Adanya Sisir

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Agu 2024, 11:22
Adiansyah
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
 Sebuah klinik kesehatan di Jalur Gaza luluh lantak akibat hantaman rudal Israel/tangkapan layar NTV Sebuah klinik kesehatan di Jalur Gaza luluh lantak akibat hantaman rudal Israel/tangkapan layar NTV

Ntvnews.id, Gaza - Sejumlah anak perempuan di Gaza, Lobna al-Azaiza dikabarkan tidak punya sisir yang kemudian mereka memutuskan untuk memotong rambutnya.

Bukan sekedar sisir, blokade yang dilakukan Israel terhadap wilayah Gaza tersebut mengakibatkan segala kebutusan terhambat, di antaranya tidak ada sampo, sabun, sampai pembalut wanita.

Pengumpulan sampah dan pengolahan limbah juga menurun, mengakibatkan penyakit mudah menular  dan kurangnya kebersihan, seperti kudis atau infeksi jamur semakin meningkat.

Baca Juga: 

Serangan Udara Israel ke Gaza, Seorang Bayi Berhasil Diselamatkan dari Reruntuhan

Cerita Relawan MER-C Bisa Sampai RS Indonesia di Gaza Utara

“Di masa lalu, penyakit paling umum yang kita lihat adalah ruam kulit, penyakit kulit, yang penyebabnya banyak, termasuk kepadatan di kamp, ????meningkatnya panas di dalam tenda, keringat di antara anak-anak, dan kurangnya air yang cukup. untuk mandi," kata Azaiza seorang dokter yang bertugas dikutip dari India Today Rabu, 14 Agustus 2024.

Warga Sipil Israel Hadang dan Rusak Bantuan untuk Gaza <b>(Tangkapan Layar: Reuters.com/Emily Rose)</b> Warga Sipil Israel Hadang dan Rusak Bantuan untuk Gaza (Tangkapan Layar: Reuters.com/Emily Rose)

Azaiza dulu bekerja di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, mengatakan tank-tank Israel memisahkan bagian utara daerah kantong yang terkepung dari selatan.

Seperti kebanyakan petugas medis di Gaza, dia telah beradaptasi dan terus merawat pasien, berjalan ke tempat kerja melewati rumahnya yang hancur akibat serangan Israel.

Klinik tenda yang ia dirikan bersama sebuah tim kecil dimulai dengan merawat anak-anak, namun kemudian menjadi praktik bagi seluruh keluarga, yang sebagian besar dari mereka juga telah diperintahkan atau dibom seperti sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza.

Dikatakan, pengiriman bantuan internasional kian berkurang secara drastis sejak Israel mengambil alih perbatasan Rafah dari Mesir, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan.

Israel menyangkal tanggung jawab atas keterlambatan pengiriman bantuan kemanusiaan yang mendesak, dan mengatakan bahwa PBB dan pihak lain bertanggung jawab atas distribusi bantuan tersebut di wilayah kantong tersebut.

Halaman
x|close