Sadis, Polisi Tembak Mati Kelompok Pemberontak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Agu 2024, 05:40
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Penembakan Ilustrasi Penembakan (Freepik)

Ntvnews.id, Jakarta - Kelompok bersenjata di Jammu dan Kashmir menembak mati seorang petugas kepolisian India. Para pemberontak dilaporkan menyerang unit Pasukan Polisi Cadangan Pusat (CRPF) paramiliter India di kawasan hutan lebat Udhampur, distrik Jammu selatan.

"Pasukan keamanan telah mengejar kelompok yang diduga pemberontak di daerah tersebut selama beberapa minggu setelah bentrokan," ujar seorang pejabat anonim, seperti dilansir dari AFP, Rabu, 21 Agustus 2024.

Pejabat tersebut menjelaskan bahwa serangan terjadi ketika petugas sedang mendirikan pos keamanan baru di daerah dengan aktivitas militan yang meningkat.

Baca Juga: Polisi Sita 148 Butir Peluru dan 6 Senjata Api dari Kasus Penembakan di Bogor

Komisi Pemilu India mengumumkan pada hari Jumat bahwa pemilu lokal akan diadakan di wilayah tersebut untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

Kashmir telah terbagi antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947, dengan kedua negara mengklaim wilayah tersebut secara keseluruhan.

Sekitar 500.000 tentara India dikerahkan di wilayah ini untuk melawan pemberontakan yang telah berlangsung selama 35 tahun, yang telah menyebabkan kematian puluhan ribu warga sipil, tentara, dan pemberontak sejak tahun 1989.

Baca Juga: Ryan Garcia Semprot Wanita yang Berharap Donald Trump Tewas dalam Penembakan: Setan Sedang Bicara Melalui Dia

India dan Pakistan saling menuduh satu sama lain sebagai penyebab militansi dan spionase untuk melemahkan pihak lawan. Kedua negara yang memiliki senjata nuklir ini telah terlibat dalam beberapa konflik untuk menguasai wilayah tersebut.

Pemungutan suara untuk dewan di wilayah tersebut direncanakan akan berlangsung dalam tiga tahap antara 18 September dan 1 Oktober, dengan total 8,7 juta pemilih yang memenuhi syarat.

Beberapa pihak melihat pemilu sebagai langkah penting untuk mengembalikan hak suara masyarakat dalam memilih pemimpin mereka. Namun, beberapa kelompok separatis garis keras yang menuntut kemerdekaan Kashmir atau penggabungannya dengan Pakistan menolak pemilu tersebut karena menganggapnya memberikan legitimasi pada kendali India.

Halaman
x|close