Orasi Reza Rahadian di Gedung DPR: Ini Bukan Negara Milik Keluarga Tertentu

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Agu 2024, 13:08
April
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Reza Rahadian Reza Rahadian (Instagram/ lokalconnect)

Ntvnews.id, Jakarta - Reza Rahadian ikut hadir di depan gedung DPR RI dan menyuarakan keresahannya terkait perubahan RUU Pilkada dalam era "Indonesia Darurat".

Ikut naik ke atas mobil dan menyuarakan dengan lantang menggunakan speaker, Reza Rahadian mengajak massa untuk bersama-sama mengamankan Indonesia.

"Teman-teman semua selamat siang, semoga masih sepakat karena sesederhana saya selalu cenderung berhati-hati dalam mengambil sebuah sikap, saya tidak pernah mau ikut dalam konsentrasi politik, saya tidak ikut campur dalam urusan pemilihan presiden dan lainnya," kata Reza Rahadian di Gedung DPR, 22 Agustus 2024.

"Saya sudah tidak bisa lagi berhenti diam, saya tidak bisa tidur tenang di rumah, saya merasa ini waktu yang tepat untuk saya keluar bersama kawan-kawan semua," sambungnya.

Dengan keras, Reza mengakui jika MK sedang berusaha kuat untuk mengembalikan citranya usai diserang habis-habisan di kampanye lalu.

"Melihat bagaimana MK yang berusaha untuk mengembalikan citranya setalah wajahnya habis diporak-poranda sebelumnya. Yang sangat dihormati dari MK, masih juga berusaha untuk dibegal, dan masih berusaha untuk dijegal," katanya.

Dengan penuh rasa emosi, Reza menyerukan jika DPR telah melampaui batas sebagai wakil rakyat, yang justru tidak menampung keinginan rakyat agar Indonesia lebih maju.

"Tadi malam saya menulis sebuah tulisan, aku MK sedang melakukan perbuatan yang nobility sebagai konstitusi, lalu hari kita dalam kenyataan bahwa itu semua dianulir oleh sebuah lembaga yang katanya wakil-wakil kita semua hari ini, lantas anda yang di dalam ini wakil siapa?" tuturnya.

Bahkan Reza pun menegaskan jika aksinya turun langsung ke demo gedung DPR mutlak karena keresahan yang dirasakannya selama ini.

"Saya tidak mewakili kepentingan apapun, saya tidak punya kepentingan personal saya hadir sebagai rakyat biasa selain suara orang-orang yang gelisah melihat demokrasi seperti ini," tutupnya.

"Ini bukan negara milik keluarga tertentu, kalau ada nomor dalam undang-undang kemudian dikawal untuk keluarga tertentu, miris ini semua," tutupnya.

Halaman
x|close