GP Ansor Tolak Hasan Basri Dampingi Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut 2024

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Agu 2024, 10:28
Alber Laia
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Bakal calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi. Bakal calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi. (Dok.Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Gerakan Pemuda (GP) Ansor menolak pencalonan Hasan Basri Sagala, salah satu kadernya, untuk mendampingi Edy Rahmayadi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Utara (Sumut) 2024.

Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Sumut, Adlin Tambunan, menyatakan bahwa pihaknya lebih mendukung Hasan untuk tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai Staf Ahli Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta.

Baca Juga:

Ngeri, Seorang Turis Tewas Setelah Operasi Pantat

Viral Lagi Cuitan Promono Anung yang Sangat Erotis: Pamer Susu Montok

"Hasan sebaiknya fokus pada tugasnya membantu Pak Menteri Agama, karena banyak pekerjaan di Kementerian Agama yang membutuhkan buah pikiran dari Hasan," ujarnya, dikutip dari Antara.

Adlin juga mengungkapkan bahwa GP Ansor masih merasa sulit untuk mendukung Edy Rahmayadi, mengingat Edy pernah menghina organisasi tersebut pada tahun 2019. Menurut Adlin, seluruh kader GP Ansor harus menjaga kehormatan organisasi dengan baik.

Ilustrasi Pilkada 2024. (Antara) Ilustrasi Pilkada 2024. (Antara)

Sementara itu, Agus Suryadi, seorang Pengamat Politik dari Universitas Sumatera Utara, menilai bahwa pencalonan Hasan sebagai pasangan Edy dalam Pilkada 2024 kurang tepat.

Agus menyebutkan bahwa pernyataan Edy yang menghina GP Ansor pada tahun 2019 menjadi catatan negatif yang dapat mempengaruhi hubungan Edy dengan masyarakat, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) serta GP Ansor-Banser.

"Karena yang kita ketahui, Hasan yang merupakan kader GP Ansor-Banser memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan pemuda NU, pernah dilukai oleh pernyataan Edy saat menjabat sebagai Gubernur Sumut pada 2019 lalu," kata Agus.

Agus menambahkan bahwa hubungan antara Edy dan GP Ansor bisa menjadi rumit, karena pernyataan Edy di masa lalu tersebut bisa menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan anggota Ansor terhadap kepemimpinan Edy di masa depan.

Selain itu, Agus juga memprediksi bahwa pasangan ini bisa menjadi sumber konflik jika maju dalam Pilkada 2024, terutama di kalangan internal GP Ansor-Banser, mengingat sikap negatif Edy yang pernah melukai organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia itu.

"Secara keseluruhan, saya melihat pasangan ini kurang pas," ucapnya.

 

Halaman
x|close