Seram! PBB Peringatkan Bakal Tenggelamnya Wilayah-wilayah Ini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Agu 2024, 05:30
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
PBB PBB (Istimewa)

Ntvnews.id, New York -  Dalam Forum Kepulauan Pasifik, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mengungkapkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut di selatan Pasifik terjadi jauh lebih cepat daripada rata-rata global.

"Saya berada di Tonga untuk menyampaikan peringatan global, Save Our Seas, terkait dengan peningkatan permukaan air laut. Krisis global ini mengancam keindahan Pasifik," katanya.

Meskipun kepulauan Pasifik memiliki populasi yang relatif kecil dan sedikit industri berat, secara kolektif mereka hanya menyumbang kurang dari 0,02 persen dari emisi gas rumah kaca global setiap tahunnya.

Namun, pulau-pulau vulkanik dan atol karang dengan elevasi rendah ini berada di zona tropis yang sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut.

Baca Juga: Perubahan Iklim,, Kini Muncul El Nino Baru di Selatan Khatulistiwa

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) telah memantau pengukur pasang surut di pantai-pantai Kepulauan Pasifik sejak awal 1990-an.

Laporan terbaru dari badan pemantau iklim PBB mengungkapkan bahwa permukaan laut telah meningkat sekitar 15 sentimeter di beberapa area Pasifik dalam 30 tahun terakhir, dibandingkan dengan rata-rata global yang mencapai 9,4 sentimeter.

Celeste Saulo, pejabat tinggi badan prakiraan cuaca, mengatakan, "Semakin jelas bahwa waktu kita untuk membalikkan keadaan semakin menipis."

Baca Juga: Ngeri! Jokowi Ingatkan Dunia Menuju Neraka Iklim, Bisa Sebabkan Kelaparan dan Kekeringan

Beberapa lokasi, seperti Kiribati dan Kepulauan Cook, mengalami kenaikan permukaan laut yang sebanding atau sedikit di bawah rata-rata global. Namun, ibu kota Samoa dan Fiji mengalami kenaikan hampir tiga kali lipat dari rata-rata tersebut.

Di Tuvalu yang memiliki elevasi rendah, lahan menjadi sangat terbatas sehingga anak-anak harus menggunakan landasan pacu bandara internasional sebagai taman bermain darurat. Para ilmuwan memperingatkan bahwa, dalam skenario moderat, Tuvalu hampir pasti akan menghilang dari peta dalam waktu 30 tahun mendatang.

Halaman
x|close