Venezuela Sebut Penyitaan Pesawat Kepresidenan Sebagai "Pembajakan" oleh AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Sep 2024, 11:10
Adiansyah
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Pesawat Ilustrasi Pesawat (Pixabay)

Ntvnews.id, Venezuela - Pemerintah Venezuela memberikan komentar terkait penyitaan pesawat kepresidenan Venezuela di Republik Dominika dan pemindahannya ke Miami, AS.

Mereka menyebut kalau tindakan yang dilakukan tersebut sebagai bentuk "pembajakan" oleh Amerika Serikat.

"Republik Bolivarian Venezuela menyatakan kepada komunitas internasional bahwa otoritas Amerika Serikat sekali lagi telah melakukan tindakan kriminal yang tidak dapat dikategorikan," kata Menteri Komunikasi, Kebudayaan, dan Pariwisata, Freddy Nanez, dalam sebuah pernyataan dikutip dari Antara.

Baca Juga: 

Pramugari Ungkap 'Sosok' Ini Jadi Penumpang Terburuk di Pesawat

"Selain sebagai pembajakan, dengan secara ilegal menyita pesawat yang digunakan oleh presiden, dengan dalih langkah-langkah koersif yang mereka tetapkan secara sepihak dan ilegal di seluruh dunia," sambungnya.

"Ini menunjukkan bahwa tidak ada negara atau pemerintahan konstitusional yang kebal terhadap langkah-langkah ilegal yang melanggar hukum internasional," katanya lagi.

Diberitakan sebelumnya, tepat pada hari Senin, 2 September 2024 otoritas AS menyita pesawat Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Republik Dominika dan memindahkannya ke Florida, dengan alasan bahwa akuisisi pesawat tersebut dilakukan dengan cara menghindari sanksi.

Ilustrasi Pesawat <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi Pesawat (Pixabay)

"Pemerintah AS telah menunjukkan bahwa mereka menggunakan kekuatan ekonomi dan militer untuk mengintimidasi dan menekan negara-negara seperti Republik Dominika agar terlibat dalam tindakan kriminal," kata pemerintah Venezuela dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: 

Rusia Sebut Berhasil Menghancurkan 158 Pesawat Ukraina

"Ini adalah contoh dari apa yang disebut 'tatanan berbasis aturan' yang, dengan mengabaikan hukum internasional, berusaha menegakkan hak yang kuat, untuk menciptakan dan memberlakukan aturan dengan impunitas yang sesuai dengan kepentingannya," sambung pernyataan tersebut.

Dalam hal ini, Republik Venezuela berhak mengambil tindakan hukum apa pun untuk mengkompensasi kerugian, dengan mencatat bahwa ini bukan tindakan agresi yang terisolasi, melainkan bagian dari eskalasi umum terhadap pemerintah yang terpilih kembali.

Pesawat kepresidenan ini merupakan pesawat kedua Venezuela yang disita oleh AS. Sebelumnya di tahun 2022, sebuah Boeing 747 milik perusahaan Venezuela, Empresa de Transporte Aéreocargo del Sur (Emtrasur), disita di bandara Ezeiza, Argentina.

Pengadilan setempat awal tahun ini memerintahkan agar pesawat tersebut diserahkan kepada Amerika Serikat, setelah itu pesawat tersebut diterbangkan ke Florida.

Halaman
x|close