Sederet Kritikan Pedas Faisal Basri untuk Jokowi, Sempat Tantang Luhut Debat Hilirisasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Sep 2024, 10:35
Dedi
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ekonom senior Faisal Basri Ekonom senior Faisal Basri

Ntvnews.id, Jakarta - Negeri ini diliputi kesedihan setelah meninggalnya Faisal Basri Batubara, seorang ekonom senior yang juga pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef). Faisal, yang akrab disapa 'Bang Faisal,' meninggal dunia di RS Mayapada Kuningan. 

Ia sebelumnya dirawat selama dua hari akibat serangan jantung pada Kamis (5/9/2024). Selama hidupnya, Faisal dikenal sebagai seorang ekonom yang kritis, sering memberikan kritik tajam terhadap pemerintah. Beberapa kritik utamanya termasuk:

Kritik Utang RI

Ekonom Faisal Basri Ekonom Faisal Basri

Faisal Basri konsisten mengkritik utang Indonesia yang terus melonjak. Dalam blognya, faisalbasri.com, dia mengungkapkan bahwa utang Indonesia meningkat 3,3 kali lipat sejak akhir 2014, menyebutkan bahwa angka tersebut adalah yang terburuk setelah krisis. 

Dalam podcast INDEF pada 27 Agustus 2024, Faisal juga menilai upaya pemerintah Jokowi untuk mencapai pertumbuhan 8% tidak berhasil, meskipun didorong oleh utang dan pembangunan besar-besaran.

Deindustrialisasi

Presiden Jokowi dan Prabowo <b>(Dokumentasi TKN)</b> Presiden Jokowi dan Prabowo (Dokumentasi TKN)

Faisal pernah menyatakan bahwa di bawah kepemimpinan Jokowi, pertumbuhan ekonomi stagnan karena meningkatnya pekerjaan di sektor informal sementara kontribusi sektor industri terhadap PDB menurun. Dia mengkritik penurunan kontribusi industri pengolahan terhadap PDB yang hanya mencapai 18,34% pada akhir 2022, dibandingkan 21,26% pada 2014.

Pajak Mencekik Rakyat

Ekonom senior Faisal Basri Ekonom senior Faisal Basri

Faisal juga mengkritik rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%, yang dianggapnya hanya akan menyengsarakan rakyat tanpa menambah penerimaan negara secara signifikan. Dia berpendapat bahwa pemerintah seharusnya menerapkan pajak ekspor batu bara yang bisa menghasilkan penerimaan lebih besar.

Hilirisasi dan Tantangan kepada Luhut

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan

Faisal menilai kebijakan hilirisasi yang diterapkan pemerintah malah menguntungkan China, dengan sebagian besar hasil hilirisasi nikel di Indonesia dibawa kembali ke China. Dia menantang Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk debat mengenai kebijakan hilirisasi.

Kritik dan pandangan Faisal Basri memberikan kontribusi signifikan dalam diskusi ekonomi dan kebijakan publik di Indonesia.

Halaman
x|close