Ntvnews.id, Jakarta - Aida Suwandi Budiman, sosok dengan pengalaman panjang di sektor moneter Indonesia, segera dilantik sebagai anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Pelantikan ini rencananya akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (11/9/2024) pukul 09.00 WIB.

Baca Juga:

Ruben Onsu Usut Akun yang Menyebut Anaknya Calon Wanita Penghibur

Sosok Gus Ipul: Sekjen PBNU-Keponakan Gus Dur yang Dilantik jadi Mensos Gantikan Risma

Aida merupakan tokoh yang telah mengabdi di Bank Indonesia (BI) sejak tahun 1991 dan saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur BI dengan masa jabatan 2022-2027.

Ia memiliki keahlian mendalam di bidang perumusan kebijakan moneter, internasional, dan integrasi reformasi struktural yang diperlukan bagi perekonomian Indonesia.

Lahir dari latar belakang pendidikan yang kuat, Aida menyelesaikan pendidikan di IPB University pada tahun 1987 sebelum melanjutkan studi di University of Southern California, di mana ia meraih gelar Master di bidang Economics pada 1996.

Ia kemudian mendapatkan gelar PhD di bidang Ekonomi dari Claremont Graduate University pada 2001.

Sejak bergabung dengan Bank Indonesia, Aida telah menduduki berbagai posisi strategis. Pada 2010, ia dipercaya sebagai Wakil Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF) untuk Southeast Asia Voting Group, yang melibatkan 13 negara anggota.

Selama periode 2010-2013, Aida menjalankan tugasnya di IMF Kantor Asia Tenggara dengan cemerlang, memperkuat hubungan Indonesia dengan lembaga keuangan internasional.

Setelah masa tugasnya di IMF, Aida melanjutkan kiprahnya di BI dengan menduduki beberapa posisi penting, termasuk Direktur Eksekutif di beberapa departemen strategis.

Pada tahun 2020-2022, ia menjabat sebagai Asisten Gubernur BI, bertanggung jawab atas Kebijakan Strategis Sektor Moneter dan sinergi kebijakan nasional.

Dengan dilantiknya Aida sebagai anggota Dewan Komisioner LPS, ia diharapkan akan membawa pengalaman luasnya dalam merumuskan kebijakan yang dapat memperkuat sistem keuangan Indonesia.