Terpopuler: Wasit PON Kena Bogem Pemain Sulteng hingga Predator Seks Anak Panti Asuhan Malaysia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Sep 2024, 05:00
Siti Ruqoyah
Penulis & Editor
Bagikan
Wasit PON dibogem pemain sepakbola Wasit PON dibogem pemain sepakbola (Instagram @aceh.viral)

Ntvnews.id, Jakarta - Selamat berakhir pekan sahabat NTVnews.id. Meski liburan akhir pekannya panjang tetapi tetap update ya informasi yang tengah berkembang di tanah air. Beberapa berita penting terjadi sepanjang Minggu (15/9/2024), mulai dari Munaslub Kadin dengan pemilihan ketua umum baru hingga tragedi baku hantam di PON.

Berikut lima berita terpopuler yang menjadi perhatian pembaca NTVnews.id, di antaranya:

1. Profil Eko Agus Sugiharto, Wasit PON yang Dihajar Pemain Bola Sulteng

Eko Agus Sugiharto <b>(Istimewa)</b> Eko Agus Sugiharto (Istimewa)

Kericuhan meletus di pertandingan semifinal sepak bola putra Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumut antara Aceh dan Sulawesi Tengah.

Pertandingan yang berlangsung di Stadion Dimurthala, Banda Aceh, pada Sabtu malam tersebut telah berjalan selama 90 menit dengan Sulawesi Tengah unggul 1-0 atas tim tuan rumah, Aceh.

Namun, sebelum babak kedua berakhir, pemain Sulawesi Tengah, Muhammad Rizki, menyerang wasit Eko Agus Sigiharto setelah wasit memberikan penalti kepada Aceh.

Baca selengkapnya di sini.

2. Visi-Misi Cagub RK 65 Halaman, Pramono 23 dan Dharma 4 Halaman

Ridwan Kamil. (Antara) Ridwan Kamil. (Antara)

KPU DKI Jakarta merilis dokumen visi-misi ketiga bakal calon gubernur (cagub) dan bakal calon wakil gubernur Jakarta.

Untuk dokumen visi-misi Ridwan Kamil (RK)-Suswono, setebal 65 halaman. Sementara Pramono Anung dan Rano Karno 23 halaman, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana setebal 4 halaman.

Baca selengkapnya di sini.

3. Heboh Predator Seks di Panti Asuhan Malaysia, 13 Anak Jadi Korban

Ilustrasi pelecehan. <b>(Freepik/ rawpixel.com)</b> Ilustrasi pelecehan. (Freepik/ rawpixel.com)

Kepala polisi Negara Malaysia Inspektur Jenderal Polisi Tan Seri Razaruddin Husain mengatakan telah menyelidiki kasus dugaan kekerasan seksual sodomi terhadap 13 anak yang sebelumnya diselamatkan dalam penggerebekan di sejumlah rumah penitipan anak di Negeri Sembilan dan Selangor pekan lalu.

Tan Seri menjelaskan, awalnya polisi menemukan empat korban anak yang diduga mengalami kekerasan seksual sodomi, lalu bertambah sembilan, sehingga ada 13 korban yang kasusnya sedang diselidiki.

Semua kasus tersebut sedang diselidiki berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Tindak Pidana Seksual terhadap Anak Tahun 2017. Sebanyak empat orang laki-laki sedang diselidiki atas dugaan kekerasan seksual terhadap anak itu.

Selengkapnya baca ini

4. Anindya Bakrie Terpilih jadi Ketum Kadin Hasil Munaslub

Anindya Bakrie <b>(Istimewa)</b> Anindya Bakrie (Istimewa)

Anindya Bakrie terpilih sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Ketum Kadin) Indonesia berdasarkan hasil musyawarah nasional luar biasa (munaslub), Sabtu (14/9/2024). Ia menggantikan ketum sebelumnya, Arsjad Rasyid.

Usai terpilih, Anindya mengatakan pihaknya ingin bekerja sama lebih baik dengan pemerintah, baik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ataupun pemerintahan Prabowo Subianto mendatang.

"Teman-teman di Kadin provinsi dan juga kabupaten itu mempunyai jaringan yang sangat luas, sehingga kami berharap dapat juga dilibatkan," ujar Anindya di Hotel St Regis, Jakarta, Sabtu (14/9/2024).

Baca selengkapnya di sini

5. Fakta Terbaru Miss Swis Dimutilasi dan Diblender Suami Sendiri

Ilustrasi garis polisi. <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi garis polisi. (Pixabay)

Seorang ratu kecantikan dan mantan finalis Miss Swiss dicekik dan dimutilasi oleh suaminya di rumah. Selain itu, jenazah wanita berusia 38 tahun itu "digiling" dengan blender sebelum dicampur dengan larutan kimia.

Dilansir dari Sky News, Minggu, 15 September 2024, pembunuhan mengerikan itu terjadi pada Februari tahun lalu di distrik Binningen, Swiss, dekat kota Basel. Pada 13 Februari, jenazah Kristina Joksimovic (38) ditemukan  dimutilasi di rumahnya.

Suami Joksimovic, 41, yang  hanya dikenal sebagai "Thomas" di media lokal, ditangkap oleh polisi setempat. Namun, bandingnya terhadap penahanannya ditolak oleh pengadilan federal di Lausanne pada Rabu (12 September) setelah dia mengakui pembunuhan tersebut.

Selengkapnya di sini.

Halaman
x|close