Sosok Pria yang Mau Bunuh Donald Trump di Lapangan Golf

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Sep 2024, 05:09
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Donald Trump. Donald Trump. (Tangkapan layar X)

Ntvnews.id, Florida - Mantan Presiden AS, Donald Trump, selamat dari upaya pembunuhan di lapangan golf pribadinya di Florida, dan seorang tersangka "berpotensi" telah ditahan, menurut laporan aparat keamanan AS.

Pada hari Minggu, Trump dipindahkan ke lokasi yang aman setelah FBI melaporkan adanya ancaman terhadapnya di Trump International Golf Club, West Palm Beach.

Dilansir dari reuters, Selasa, 17 September 2024, kejadian ini terjadi hampir dua bulan setelah insiden penembakan selama kampanyenya di Butler, Pennsylvania, yang mengakibatkan Trump terluka dan salah satu pendukungnya tewas.

Informasi mengenai upaya pembunuhan ini masih dalam penyelidikan, dengan tersangka diidentifikasi oleh media AS sebagai Ryan Routh.

Peristiwa tersebut terjadi di dekat lubang lima, enam, dan tujuh di lapangan golf, di mana agen-agen Dinas Rahasia mendeteksi adanya ancaman. Sekitar pukul 13:30 waktu setempat, mereka melihat laras senjata mencuat dari semak-semak di tepi lapangan.

Baca Juga: Klaim Menang Telak, Donald Trump Males Debat Lagi Bersama Kamala Harris

Trump berada di jarak antara 275 hingga 455 meter dari posisi senapan ketika tembakan dilepaskan, kata pejabat keamanan. Sheriff Ric Bradshaw dari Palm Beach County menegaskan bahwa Dinas Rahasia bertindak sesuai dengan protokol.

Siapakah Ryan Wesley Routh?

Rincian tentang Ryan Wesley Routh, tersangka penembakan, mulai terungkap. Putranya, Oran, menyebut Routh sebagai "ayah yang penyayang dan perhatian" dan berharap insiden ini tidak seperti yang diberitakan.

Baca Juga: Kamala Harris Ledek Donald Trump Selama Debat Capres AS

Profil media sosial Routh menunjukkan dukungan untuk berbagai isu seperti pro-Palestina, pro-Taiwan, serta tuduhan terkait "perang biologis" oleh China, termasuk klaim bahwa Covid-19 adalah "serangan."

Routh, yang tidak memiliki latar belakang militer, pernah pergi ke Ukraina setelah invasi Rusia pada 2022 dengan tujuan merekrut tentara Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban. Ia juga dilaporkan memiliki catatan kriminal, dengan berbagai tuduhan yang mencakup membawa senjata tersembunyi, mengemudi tanpa SIM, hingga tabrak lari antara 2002 dan 2010 di North Carolina.

 

Halaman
x|close