Anak Petani Mau Masuk Polwan Bayar Rp598 Juta Malah Jadi Baby Sitter, Polda Metro Bilang Gini

NTVNews - 21 Mei 2024, 15:06
Moh. Rizky
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Korban Teti Rohayati. (Instagram) Korban Teti Rohayati. (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang anak petani jadi korban penipuan rekrutmen anggota Polri. Korban Teti Rohayati (TR), dijanjikan oleh oknum polisi bakal menjadi polwan, dengan syarat menyetorkan uang total Rp 598 juta. Belakangan, bukannya masuk polisi, Teti malah berakhir menjadi baby sitter. Peristiwa ini viral di media sosial.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, bahwa dua pelaku penipuan telah dipecat. Ia menjelaskan peristiwa penipuan itu terjadi pada tahun 2016, dengan pelaku sebanyak tiga orang yang merupakan anggota Polri.

"Kejadiannya 2016, itu ada tiga ya (pelaku), satu itu bukan anggota Polri karena sudah lama dipecat sejak 2004 dengan kasus narkoba atas nama AS," ujar Ade Ary, Selasa (21/5/2024).

Sementara dua pelaku yang merupakan polwan, salah satunya juga sudah dipecat.

"Kemudian ada dua polwan, satu sudah dipecat 2017 oleh karena hal ini, dan satu masih proses kode etik," tuturnya.

Ade Ary menegaskan, bahwa ketiganya bukan polisi yang bertugas pada bagian penerimaan anggota Polri baru. Pelaku hanya mengaku-mengaku bisa memasukkan seseorang termasuk korban, untuk menjadi anggota Polri. 

"Ketiganya bukan panitia penerimaan, modus lama itu ngaku-ngaku bisa bantu," ucapnya.

Ade Ary menyampaikan Polda Metro Jaya transparan dalam menangani kasus ini. Ia juga memastikan bahwa rekrutmen Polri termasuk di Polda Metro, memegang prinsip bersih, transparan, akuntabel dan humanis (BETAH).

"Kami transparan saja. Bapak Kapolri juga sudah berulang kali menekankan dalam setiap kesempatan soal profesionalisme dan selalu berpesan jangan sakiti hati masyarakat, kepercayaan masyarakat harus dijaga," ucap Ade Ary.

Polda Metro pun mengimbau masyarakat yang ingin mengikutsertakan anaknya dalam rekrutmen Polri, agar tak percaya dengan praktik-praktik calo. Ade Ary mengatakan, yang menentukan lolos atau tidaknya peserta rekrutmen, hanyalah kemampuan diri sendiri.

"Saya memohon kepada masyarakat, jangan percaya bila ada yang mengaku-ngaku bisa meloloskan anak bapak/ibu dalam rekrutmen Polri dengan cara-cara yang curang. Kami tidak memungut biaya kepada peserta alias gratis. Bahwa edukasi dan imbauan ini harus terus disampaikan agar tidak ada lagi masyarakat yang jadi korban," tandas Ade Ary.

Halaman
x|close