Khawatirnya Otto Hasibuan Lihat Banyak Anak Muda Jadi Pengacara Gara-gara Mau Cepat Kaya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Jun 2024, 07:31
Moh. Rizky
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Pengacara senior yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN Peradi) Otto Hasibuan. Pengacara senior yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN Peradi) Otto Hasibuan.

Ntvnews.id, Jakarta - Pengacara senior yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN Peradi) Otto Hasibuan, mengaku khawatir dengan kondisi akhir-akhir ini dimana banyak orang ingin menjadi advokat atau pengacara, lantaran ingin kaya atau menargetkan materi semata. Kondisi ini menurutnya berbahaya.

"Sekarang ini saya agak khawatir kepada anak-anak muda, karena cenderung sekali sekarang ini, banyak sekali orang mau jadi advokat itu utamanya glamour, advokat-advokat itu yang glamour, atau yang kaya," ujar Otto dalam pengangkatan dan pembekalan 480 advokat oleh Peradi, di Grand Slipi Convention Hall, Jakarta, Selasa (11/6/2024).

"Banyak advokat ini berpikir tentang bahwa menjadi advokat itu utamanya uang," imbuhnya.

Otto mengakui memiliki uang dan menjadi kaya itu penting. Sebab itu salah satu cara mewujudkan kebahagian.

"Kaya itu penting. Nggak mungkin uang itu nggak penting bagi kita. Salah satu syarat kebahagian itu kan uang juga," tuturnya.

Tapi, ia berharap agar para advokat termasuk yang baru-baru tak sedikit-sedikit berpikir tentang uang. Sebab dengan begitu, tugas utama mereka sebagai seorang advokat dapat terabaikan.

"Jangan pikiranmu jadi advokat uang. Sebab ketika anda berpikir tentang uang-uang, maka anda berpotensi menyalahgunakan segala hal untuk mendapatkan uang itu. Sehingga kewajiban anda untuk membela kepentingan hukum klien pun terabaikan," papar Otto.

"Itu yang bahayanya," sambungnya.

Pengangkatan dan pembekalan 480 advokat oleh Peradi. Pengangkatan dan pembekalan 480 advokat oleh Peradi.

Ia mengajak seluruh advokat, tak terkecuali yang baru, untuk fokus menegakkan hukum dan meningkatkan marwah profesi. Karena dengan begitu, kata Otto, uang akan datang dengan sendirinya.

"Apabila anda meningkatkan kualitas anda, maka otomatis rate anda dibayar akan sesuai dengan kualitas anda," jelas Otto.

"Kalau anda berpikir tentang uang, uang anda akan lupa meningkatkan kualitas diri anda. Sehingga anda punya pengalaman dan kemampuan hanya segitu terus. Sehingga anda menjadi lawyer yang rate-nya yang tetap segitu," sambungnya.

Ia menyarankan para advokat untuk bekerja dengan profesional dan sebaik-baiknya. Mereka bisa meningkatkan kualitas diri dengan bersekolah, mengikuti pendidikan, memperbanyak jam terbang dan bekerja untuk klien dengan bersungguh-sungguh.

Otto juga meminta para advokat untuk menjaga kepercayaan orang lain, termasuk klien. Sebab berkualitas atau pintar saja, tidaklah cukup.

"Ingat, betapa anda pintar pun, kalau anda tidak dipercaya klien tidak akan mau pakai anda," ujarnya.

Sehingga, lanjut Otto, selain pintar, advokat juga harus bisa dipercaya. "Sebaliknya anda dipercaya karena baik, tapi tidak pintar, kita tak dipakai. Just friend, jadi teman saja," kata dia.

Lebih lanjut, Otto juga mengajak advokat-advokat muda untuk tak silau dengan kesuksesan pengacara senior. Karena sesungguhnya kesuksesan itu diraih tidak dengan waktu yang singkat.

"Ada seorang lawyer yang hebat di sana, pakai Rolls-Royce beli cigar-nya yang mahal-mahal. Terus orang pengin. It's ok. Tapi lihat berapa puluh tahun dia bekerja untuk itu. Wajar dong dia menikmati itu, 40 tahun sudah bekerja. Anda baru kemarin, tak mungkin sama," jelas dia.

Di akhir pembekalan, Otto berpesan agar seluruh advokat Peradi untuk terus memperjuangkan single bar atau wadah tunggal profesi advokat. Sebab dengan begitu dapat lahir advokat-advokat Indonesia yang berkualitas, sehingga menguntungkan masyarakat pencari keadilan.

Halaman
x|close