Ormas Minta Festival Kuliner Non Halal di Solo Ditutup, Begini Kata Gibran

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Jul 2024, 14:19
Alber Laia
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Gibran Rakabuming Raka Gibran Rakabuming Raka (ANTARA)

Ntvnews.idSoloWali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka jamin aksi ormas yang menentang festival kuliner nonhalal pada minggu lalu tak akan ganggu toleransi.

Menurut dia, kejadian pro dan kontra soal festival makanan nonhalal tersebut merupakan hal yang biasa. Bahkan, ia menilai masukan yang datang dari Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) merupakan hal yang positif.

"Nggak apa-apa, tenang saja. Memang, kalau ada insiden seperti itu biasalah. Kan masukan-masukan dari teman-teman semua, termasuk DSKS kemarin juga memberikan masukan yang positif," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, dikutip Antara, Senin (*/7/2024).

Wakil Presiden terpilih ini menjelaskan, kota toleran bukan masalah indikatornya tetapi penerapan di lapangan.

"Implementasi di lapangan aja, di kehidupan sehari-hari. Saya kira baik-baik saja," katanya.

Ia mengatakan hingga acara berakhir pada Minggu (7/7) seluruh pihak juga bersikap kooperatif.

"Nggak apa-apa, semua kooperatif. Teman-teman DSKS kooperatif semua," katanya.

Sebelumnya, festival kuliner nonhalal bertajuk Festival Pecinan Nusantara yang diselenggarakan di Mal Solo Paragon Surakarta, Jawa Tengah sejak 3-7 Juli sempat dihentikan sementara sebagai buntut munculnya pro dan kontra dari sejumlah pihak, salah satunya dari DSKS.

Festival Makanan Non Halal Kembali Dibuka di Solo <b>(ANTARA/Aris Wasita)</b> Festival Makanan Non Halal Kembali Dibuka di Solo (ANTARA/Aris Wasita)

Pada saat itu, DSKS sempat menemui perwakilan Pemerintah Kota Surakarta untuk melakukan audiensi mengenai festival kuliner makanan nonhalal di Solo Paragon Mal. Humas DSKS Endro Sudarsono mengimbau umat muslim untuk tidak tidak ikut dalam festival tersebut.

Pihaknya juga menyoroti soal spanduk pemberitahuan yang dinilai terlalu vulgar. Menurut dia, spanduk pemberitahuan seharusnya terpasang secara terbatas dan tidak terlalu vulgar.

"Karena warga resah, ini terlalu vulgar walaupun kami cukup menghargai makanan dari yang nonmuslim. Tidak boleh memaksakan kehendak, maka sifatnya adalah imbauan dan pernyataan sikap," katanya.

Pada audiensi tersebut, pihaknya meminta Pemkot Surakarta agar lebih selektif memberikan izin.

Halaman
x|close