Karyawan Kritik Pramugari Gegara Pakai Pin Bendera Palestina, Berujung Hal Ini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Jul 2024, 08:09
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi Pesawat Ilustrasi Pesawat (Pixabay)

Ntvnews.id, Washington DC - Maskapai penerbangan Delta Airlines, berbasis di Atlanta, Amerika Serikat, menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah dua pramugarinya memposting foto mengenakan pin bendera Palestina.

Kejadian ini menyebabkan reaksi keras dari netizen dan memaksa maskapai untuk mengubah kebijakan seragam karyawannya.

Dilansir dari AP, Selasa, 16 Juli 2024, sebuah postingan di platform X pada Rabu, 10 Juli 2024, memicu kontroversi besar. Dua awak kabin Delta Airlines terlihat mengenakan pin bendera Palestina dalam foto yang mereka unggah. Reaksi publik yang mendalam mendorong perubahan kebijakan seragam oleh maskapai tersebut.

Baca Juga: Ngeri! Ban Pesawat Boeing American Airlines Meledak dan Terbakar saat Lepas Landas

Delta Airlines kemudian memperbarui peraturannya dengan melarang penggunaan pin atau simbol negara atau kebangsaan selain dari Amerika Serikat. Kebijakan baru ini mulai diberlakukan pada Senin, 15 Juli 2024.

"Kami bangga dengan keberagaman karyawan dan pelanggan kami serta dengan nilai-nilai inti merek kami yang menghubungkan dunia dan menyediakan pengalaman premium," kata juru bicara Delta Airlines dalam pernyataannya.

"Langkah ini kami ambil untuk memastikan lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah bagi semua orang," katanya.

Sebelumnya, Delta Airlines memberikan kebebasan kepada karyawan dalam memilih aksesoris seragam mereka. Karena itu, dua pramugari memutuskan untuk mengenakan pin bendera Palestina tanpa ragu.

Namun, kebijakan ini segera diubah setelah kontroversi sengit di media sosial yang menyeret nama maskapai tersebut.

Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Pemerintah Kaji Pembebasan Bea Impor Kebutuhan Perawatan Pesawat

Situasinya semakin memanas setelah seorang karyawan maskapai menjawab cuitan di X. Dia mengatakan bahwa dua pramugari yang mengenakan pin Palestina telah melanggar peraturan perusahaan dan menyatakan simpati kepada penumpang yang merasa tidak nyaman dengan tindakan mereka.

Balasan tersebut menarik perhatian banyak orang. Meskipun sudah dihapus, pernyataan karyawan yang memicu emosi beberapa orang tersebut tetap tersebar luas.

Council on American-Islamic Relations (CAIR), sebuah kelompok advokasi hak asasi Muslim di Amerika, berhasil menangkap tangkapan layar dari balasan tersebut dan menyebarkannya kembali di media sosial.

Delta kemudian meminta maaf atas kehebohan yang terjadi. Perusahaan itu menjelaskan dalam sebuah postingan bahwa karyawan yang merespons balasan tersebut telah diberhentikan dari tugasnya dalam mengelola komunikasi media sosial.

 

Halaman
x|close