Vladimir Putin Dilantik Jadi Presiden Rusia untuk Ke-5 Kalinya

NTVNews - 7 Mei 2024, 19:23
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Vladimir Putin Vladimir Putin (Istimewa)

Ntvnews.id, Moskow - Vladimir Putin secara resmi diambil sumpahnya untuk menjabat kembali sebagai Presiden Rusia dalam sebuah upacara mewah di Kremlin pada Selasa, 7 Mei 2024 waktu setempat. 

Ini akan membuatnya memerintah selama enam tahun ke depan, memecahkan rekor masa jabatan kelima dengan kekuasaan yang lebih besar dari sebelumnya. 

Dilansir dari France 24, Selasa, 7 Mei 2024, Putin, yang berusia 71 tahun, telah memimpin Rusia sejak awal abad ini, menjabat baik sebagai Presiden maupun Perdana Menteri sejak tahun 1999. 

Dalam pemilihan presiden Maret lalu, Putin memperoleh dukungan yang kuat tanpa adanya pesaing yang signifikan, memberinya mandat baru untuk masa jabatan enam tahun sebagai Presiden Rusia. 

Masa jabatan kelima Putin dimulai sekitar dua tahun setelah dia memerintahkan pengerahan militer Rusia ke Ukraina, yang menuai kecaman dunia.

Presiden Rusia Vladimir Putin <b>(President of Rusia)</b> Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)

Putin mampu mendominasi lanskap politik dalam negeri, namun di panggung internasional, dia terlibat konfrontasi dengan negara-negara Barat yang dituduhnya telah memanfaatkan Ukraina sebagai kendaraan untuk mencoba mengalahkan dan memecah-belah Rusia.

Seremoni pengambilan sumpah dan pelantikan Putin di Kremlin pada Selasa, 7 Mei 2024 ini diboikot oleh Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Barat.

"Tidak, kami tidak akan mengirimkan perwakilan pada pelantikannya," ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.

Vladimir Putin  <b>(Istimewa)</b> Vladimir Putin (Istimewa)

"Kami tentu saja tidak menganggap pemilu itu bebas dan adil, namun dia adalah Presiden Rusia dan dia akan terus melanjutkan kapasitasnya," ujarnya.

Inggris, Kanada, dan sebagian besar negara Uni Eropa juga memutuskan untuk memboikot pelantikan Putin. Meskipun Prancis mengatakan akan mengirimkan Duta Besarnya.

Ukraina, yang sedang berperang dengan Rusia, menyebut seremoni pelantikan itu bertujuan menciptakan "ilusi legalitas bagi seseorang yang berkuasa hampir seumur hidup, yang telah mengubah Federasi Rusia menjadi negara agresor dan rezim yang berkuasa menjadi diktator".

Halaman
x|close