Ntvnews.id, Jakarta - Video ruqyah dengan menggunakan pistol mainan kembali viral di Indonesia. Video serupa sebenarnya sudah sempat viral beberapa waktu lalu di Malaysia dan ustaz yang melakukan rukiah tersebut sempat memberikan penjelasan atas pengobatan tersebut. 

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat seorang pria berbaju putih yang duduk bersila di sebuah ruangan yang digunakan untuk ritual. Ada pula seorang perempuan berkerudung biru duduk bersila di depannya dengan tangan menghadap ke atas. 

Pria berbaju putih yang bertindak sebagai ustaz itu tampak melafalkan bacaan dalam bahasa Arab, dia kemudian mengambil sebuah pistol mainan yang berada di sebelahnya. Pria itu kemudian ‘menembakkan’ pistol mainan tersebut ke arah perempuan di depannya. 

Ustaz Ruqyah Pakai Pistol Mainan (Instagram)

Pistol mainan itu tentu saja tidak mengeluarkan peluru berbahaya maupun laser. Bukan hanya 1, pria itu menggunakan 2 pistol mainan sekaligus yang satunya mengeluarkan suara ‘fire-fire’. Laser kemudian diarahkan ke tubuh dan kepala perempuan tersebut. 

Sementara itu, perempuan berkerudung di depan sang ustaz terlihat seperti orang yang sedang kerasukan. Tubuhnya bergetar seolah-olah sedang menerima peluru dari pistol yang ditembakan oleh sang ustaz yang diketahui bernama Raffi tersebut. 

Dalam unggahan di akun Instagram @fakta.jakarta dikatakan bahwa Ustaz Raffi tinggal di Terengganu, Malaysia, yang memang memakai teknologi modern untuk meningkatkan pelayanannya. Ia bahkan mengklaim bisa mengobati pasien sakit non medis. 

Ustaz Ruqyah Pakai Pistol Mainan (Instagram)

Dalam sebuah wawancara, Ustaz Raffi mengatakan bahwa dirinya telah melakukan pengobatan alternatif selama 51 tahun lebih. Ia bahkan telah mengobati lebih dari 4.000 pasien yang berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, China, Singapura, dan Indonesia. 

“Video medis ini diunggah oleh saya sendiri dan beberapa siswa di situs internet kami dengan persetujuan pasien,” jelas Raffi.

Ustaz Raffi mengatakan bahwa pemakaian laser dan pistol mainan ini memiliki tujuan mulia. Ia sangat menghindari kontak fisik secara langsung dengan para pasien, terutama pasien perempuan seperti yang tampak dalam video beredar.