Harga Minyak Naik Usai Biden Mengundurkan diri dari Pilpres AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Jul 2024, 09:17
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden Presiden Amerika Serikat Joe Biden (Tangkapan Layar: Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Harga minyak mentah mengalami kenaikan di awal pekan karena investor menilai dampak pengunduran diri Joe Biden.

Menurut data yang diambil dari Bloomberg pada Senin, 22 Juli 2024 harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 naik 0,52% menjadi US$80,55 per barel pada pukul 06.00 WIB. 

Sementara itu, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2024 meningkat 0,47% menjadi US$83,02 per barel pada pukul 06.39 WIB.

Baca Juga: Terkuak! Ini Alasan Joe Biden Mundur dari Pilpres AS

Minyak mentah WTI telah berada di atas US$80 per barel, sementara harga acuan global minyak mentah Brent mendekati US$83 per barel setelah mencatat penurunan satu hari terbesar sejak awal Juni 2024. 

Setelah turun 3% pada perdagangan Jumat, 18 Juli 2024, harga minyak mulai naik tipis karena investor menilai dampak dari keputusan Joe Biden untuk tidak mencalonkan diri lagi. Biden, yang berusia 81 tahun, menarik diri dari pemilihan presiden untuk masa jabatan kedua karena kekhawatiran tidak mampu mengalahkan Donald Trump, dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris.

Di Kanada, suhu panas ekstrem di ladang minyak Alberta memicu kebakaran hutan. Menurut Alberta Wildfire dan Alberta Energy Regulator, sekitar 348.000 barel produksi minyak per hari terancam.

Baca Juga: Adik Bongkar Alasan Joe Biden Mengundurkan Diri dari Pencalonan Pilpres AS 

Dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam perdagangan awal di Asia, menguntungkan komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut. Sebelumnya, harga minyak turun pada Jumat (19/7) karena kekhawatiran ekonomi China yang mengimbangi prospek pasokan yang lebih ketat.

Analis ANZ menyebut kurangnya langkah stimulus konkret dari China, sebagai importir utama minyak, membebani komoditas. Pejabat China pada Jumat (19/7) mengakui bahwa daftar tujuan ekonomi yang diperkuat pada pertemuan penting Partai Komunis minggu lalu memiliki banyak kontradiksi rumit, yang menunjukkan ‘jalan terjal di depan’ untuk implementasi kebijakan.

Halaman
x|close