Ntvnews.id, Jakarta - Ustaz Hanan Attaki bukanlah sosok asing dalam dunia dakwah di Indonesia. Ia bahkan telah menjadi pendakwah yang populer di kalangan selebriti lokal. Baru-baru ini, pendakwah asal Aceh ini mencuri perhatian publik setelah seorang pria bercadar turut serta dalam kajiannya.

Pria yang menyamar sebagai wanita ini diduga adalah Wanda Hara, yang sempat viral di media sosial. Ramainya pemberitaan terkait insiden ini membuat pihak penyelenggara acara dan Ustaz Hanan Attaki segera memberikan klarifikasi.

Mereka menyatakan tidak mengetahui identitas sebenarnya dari sosok di balik cadar tersebut hingga diketahui bernama Wanda Hara. Dari berita viral ini, banyak pihak yang kemudian ingin tahu lebih banyak tentang Ustaz Hanan Attaki. Berikut adalah profil dari pendakwah yang berusia 42 tahun ini.

Profil Ustaz Hanan Attaki 

Ustaz Hanan Attaki

Tengku Hanan Attaki, yang lahir di Banda Aceh pada 31 Desember 1981, merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Sejak kecil, ia telah akrab dengan pendidikan Islam.

Hanan Attaki menunjukkan minat yang tinggi dalam pendidikan agama dengan aktif mengikuti berbagai kompetisi tilawah Musabaqah Tilawatil Quran. Pada tahun 2000, ia lulus dari Pondok Pesantren Ruhul Islam di Banda Aceh.

Sebagai seorang santri yang cerdas dan berprestasi, Hanan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di jurusan Tafsir al-Quran di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Selama menjadi mahasiswa, ia aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk menjadi pemimpin redaksi buletin Salsabila.

Ia juga pernah meraih gelar qori terbaik di Fajar TV, Kairo, dan sering tampil dalam acara tilawah di Fajar TV dan Iqro TV. Di Kairo, Hanan bertemu dengan jodohnya, Akira. 

Diduga Wanda Hara Transpuan Stylish Nagita Datang ke Kajian Hanan Attaki Pakai Cadar (Tangkapan Layar)

Setelah menyelesaikan pendidikan pada tahun 2004, Hanan dan Haneen Akira kembali ke Indonesia dan menikah. Mereka dikaruniai tiga anak, yaitu Maryam, Aisyah, dan Yahya.

Hanan mulai dikenal luas di dunia dakwah sekitar tahun 2015 setelah mendirikan gerakan Pemuda Hijrah. Ceramahnya yang menggunakan bahasa gaul membuatnya mudah diterima oleh masyarakat.

Pada tahun 2023, perannya yang signifikan dalam dakwah membuatnya diangkat menjadi anggota Nahdlatul Ulama (NU) melalui baiat yang dipimpin oleh Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar.