Ntvnews.id, Jakarta - Ormas Pemuda Pancasila (PP) kembali berulah lagi gegara muncul sebuah video yang viral di media sosial. Anggota PP Kebumen itu viral di media sosial gegara melakukan intimidasi kepada wali murid di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kebumen. 

Hal ini berawal dari orang tua murid tersebut yang melaporkan dugaan pungli di salah satu SD di Kebumen. Intimidasi secara arogan tersebut dilakukan dua oknum yang diduga salah satunya merangkap sebagai Kepala Desa Menganti dan anggota PP Kebumen. 

Keduanya lantas melakukan intimidasi kepada orang tua murid dan Sugiyono selaku ketua DPC Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Kresna Cakra Nusantara Kabupaten Kebumen pada Minggu, 30 Juni 2024 lalu. 

Ormas Pemuda Pancasila Datangi Rumah Warga yang Laporkan Dugaan Pungli (Instagram)

Baca Juga:

Ormas Pemuda Pancasila Berulah Lagi, Datangi Rumah Ortu Murid Usai Laporkan Dugaan Pungli ke Polisi

Contoh Laporan Keuangan: Memahami dan Menganalisis Informasi Keuangan Perusahaan

Melansir akun X @B3doel__, Sugiyono menjelaskan kronologi kejadian yang berawal dari laporannya ke Polres Kebumen soal dugaan pungutan liar (pungli) yang dikeluhkan oleh orang tua murid di SDN 1 Jati Mulyo, Desa Jati Mulyo, Kecamatan Petanahan, Kebumen. 

"Pengadu yang sudah memberikan kuasa dan kepercayaannya ke lembaga perlindungan konsumen terkait dugaan adanya pungli di SD Negeri Jatimulyo Kecamatan Petanahan pada Minggu sekira pukul 17:00, klien kami menelpon saya, katanya dia ditelepon oleh Pak Sabit yang ngakunya sebagai kepala desa Jatimulyo Kecamatan Petanahan,” jelas Sugiyono. 

Sugiyono mengatakan bahwa rumah orang tua murid tersebut akan didatangi oleh Kepala Desa Menganti dan Pemuda Pancasila (PP) terkait dengan adanya laporan LPKSM Kresna Cakra Nusantara ke polisi terkait dengan dugaan pungli di lingkungan sekolah. 

Ormas Pemuda Pancasila Datangi Rumah Warga yang Laporkan Dugaan Pungli (Instagram)

“Mendengar kabar itu akhirnya saya suruh ulangi kalimat itu, saya rekam langsung saya kirim rekamanya ke Polres Kebumen, agar kalau nanti terjadi sesuatu bisa langsung terdeteksi diketahui oleh Polisi,” ungkap Sugiyono. 

“Pertama saya kirimkan audio rekamanya ke anggota Intel Polres, kedua Kapolres, ketiga Kasat Reskrim dan keempat Kasat Sabhara polres Kebumen, tapi sampai peristiwa dugaan intimidasi arogansi itu terjadi tak satupun polisi yang datang ke lokasi ataupun menghubungi saya", tutur Sugiyono,” tambahnya.