Undang Influencer Tapi Foto-foto IKN Tak Boleh Diunggah ke Media Sosial? Ada Apa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Agu 2024, 22:36
Ramses Manurung
Penulis & Editor
Bagikan
Jurnalis senior Bambang Harymurti dalam Dialog NTV Prime di NusantaraTV/tangkapan layar NTV Jurnalis senior Bambang Harymurti dalam Dialog NTV Prime di NusantaraTV/tangkapan layar NTV

Ntvnews.id, Jakarta - Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang para influencer Tanah Air seperti Raffi Ahmad, Atta Halilintar dan lainnya ke Ibu Kota Nusantara (IKN) beberapa hari lalu menuai beragam reaksi dari berbagai kalangan.

Tak sedikit yang menuding langkah tersebut hanyalah upaya pencitraan untuk menutupi proses pembangunan yang tak berjalan sesuai target.

Benar kah demikian?

Jurnalis senior Bambang Harymurti yang baru saja berkunjung ke IKN membagikan pengalamannya selama beberapa waktu menjelajahi ibu kota baru tersebut.

"Saya merasakan sendiri. Jadi waktu hari Sabtu saya ke sana. Untungnya saya nebeng rombongan yang sudah ada izin untuk masuk sana. Sehingga saya bisa masuk dan itu pun dengan pesan bahwa foto-foto yang diambil tidak boleh diupload di media sosial
karena alasannya belum jadi," ungkap Bambang Harymurti yang akrab disapa BHM dalam Dialog NTV Prime bertajuk 'Cara Jokowi Memoles Citra IKN' di NusantaraTV, Jumat (2/8/2024).

BHM menyebut larangan untuk meng-upload foto-foto IKN disampaikan oleh pemandu rombongan.

"Nanti saja katanya kalau sudah jadi," ujarnya.

BHM mengatakan sebenarnya wajar saja dalam 3 tahun baru seperti progres pembangunan IKN. Malah menurutnya capaian tersebut sudah tergolong hebat.

"3 tahun bisa bangun jalanan begitu. 17 ribu orang bekerja siang malam. Di mana-mana dipasang poster 'Cor Sampai Mati'. Tiap hari tiap detik harus ngecor," tutur BHM.

"Pengorbanannya juga luar biasa," imbuhnya.

BHM pun menceritakan hal-hal yang ia temui di IKN yang menunjukkan betapa para pekerja bekerja sangat keras untuk menyelesaikan tahapan pembangunan yang telah ditetapkan.

"Jadi kalau kita jalan dari Balikpapan ke sana. Di beberapa daerah yang ada kelokan bahkan ada truk yang masih terguling. Truk semen. Itu mungkin karena digeber. Jadi ada aturan-aturan keselamatan yang mungkin mau tidak mau ditrobos," tuturnya.

"Atau kalau tidak kita lihat sendiri truknya ada bekas-bekasnya. Katanya dulu itu diakibatkan ada kren yang jatuh ada segala macam," lanjutnya.

"Dan terus terang ketika kami berangkat ke sana . Sopir kami yang orang lokal yang sudah biasa ke sana bilang Pak mudah-mudahan enggak hujan karena kalau hujan langsung harus pakai mobil yang ban off-road. Kalau pakai mobil yang kami gunakan waktu itu tidak bisa," tambahnya.

Ternyata hujan pun sudah diatur demi kelancaran pembangunan IKN. Pemandunya sendiri mengatakan mereka sangat tertolong dengan adanya rekayasa hujan.

"Walaupun itu mahal sekali. Kalau enggak salah sekali rekayasa hujan jumlah pesawat yang digunakan bisa sampai empat armada," ujar BHM.

"Jadi kalau dianggap perlu hujan dicarilah di awan di atas itu untuk dihujan kan. Kalau justru dianggap perlu jangan hujan dulu maka dicegatlah awan-awan dari tempat arah angin secara teknologi bisa hujan di sana," beber BHM.

BHM mengatakan dari perjalanannya ke IKN, ada satu hal yang membuat hatinya trenyuh yakni tentang patung burung Garuda yang didesain pematung I Nyoman Nuarta

"Saya ini pengagum I Nyoman Nuarta. Tapi saya terus terang melihat karya beliau di IKN ini karyanya sih bagus tapi konteksnya jadi salah. Karena kita kan menganggap Indonesia ini negara demokratis," ujarnya.

"Tapi kalau kita lihat istana dan konteks. Kita lihat itu seperti mengingatkan kita pada Germania di Berlin yang dirancang oleh Hitler. Konsep paradigmanya desain itu seperti Germania di tengah hutan industri," kata BHM.

"Yang lebih sedih Itu karena kebetulan kepalanya belum dipasang. Jadi itu patung itu seperti kelelawar. Betul-betul menyeramkan," ucapnya.

Halaman
x|close