Analis: Australia Punya Kelemahan saat Transisi, Shin Tae yong Harus Siapkan Strategi Jitu

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Sep 2024, 11:37
Ramses Manurung
Penulis & Editor
Bagikan
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali dalam Dialog NTV Prime di NusantaraTV/tangkapan layar NTV Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali dalam Dialog NTV Prime di NusantaraTV/tangkapan layar NTV

Ntvnews.id, Jakarta - Timnas Indonesia akan menjamu Australia dalam lanjutan babak ketiga penyisihan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta pada hari ini, Selasa (10/9/2024).

Tim besutan Shin Tae yong punya modal positif menyongsong laga nanti malam, usai berhasil menahan imbang 1-1, tuan rumah Arab Saudi pada laga perdana, Jumat (6/9/2024). Sebaliknya, Australia gagal mendulang poin setelah dikalahkan Bahrain, 1-0.

Tak hanya itu, timnas Indonesia dengan komposisi pemain yang tak jauh berbeda juga mencatat menorehkan rekor pertemuan 1-1 dengan Australia. The Socceroos menaklukkan Garuda dengan skor 4-0 di Piala Asia 2023. Lalu Garuda berhasil membalas lewat kemenangan 1-0 di Piala Asia U-23.

Dengan catatan positif tersebut terbuka peluang bagi Timnas Garuda untuk mendulang tiga poin dari laga kontra Australia. Apalagi tim asuhan Shin Tae yong bermain di kandang dengan dukungan penuh dari puluhan ribu suporter Garuda.

"Nah ini yang kemudian mungkin akan jadi bahan evaluasi bagi tim analis Shin Tae Yong untuk menemukan taktik dan strategi yang tepat guna mengalahkan Australia," kata analis sepak bola yang juga Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali dalam Dialog NTV Prime di NusantaraTV, Senin (9/9/2024).

Australia sendiri, kata Akmal, dirugikan dengan tidak mainnya Kusini Yengi yang diganjar kartu merah oleh wasit karena menendang dada pemain Bahrain.

"Tapi mereka dengan ambisi besar untuk bisa menang datangkan John Irdel pemain dari Denmark yang diharapkan bisa menggantikan peran dari Kusini Yengi. Tapi kalau dari segi materi pemain sejauh ini yang saya lihat lawan Bahrain Australia agak lemah dalam transisi ketika menyerang," ungkap Akmal.

Jika menilik pola permainan yang diperagakan Australia di Piala Asia 2023, sambung Akmal, ketika itu The Socceroos tidak bermain dengan high pressure.

"Mereka hanya menunggu kesalahan Indonesia waktu itu. Indonesia salah baru kemudian diserang," beber Akmal.

Dengan bermain di kandang sendiri, menurut Akmal, kemungkinan besar Indonesia bisa menahan imbang Australia. Namun dengan materi pemain yang ada saat ini, timnas harus punya optimisme kita bisa memenangkan pertandingan.

"Karena kalau kita menang langkah kita ke depan melawan dua lawan yang menjadi rival terberat kita untuk di Kualifikasi Piala Dunia ini Bahrain dan Cina. Mental kita akan semakin meningkat tentunya," kata Akmal.

Akmal melihat laga Indonesia kontra Australia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 merupakan laga yang mempertemukan para pemain yang berkiprah di Liga Eropa. Karena baik pemain Timnas Indonesia maupun Australia mayoritas bermain di Liga Eropa.

"Artinya mereka punya jam terbang yang lebih tinggi dibandingkan misalnya dengan pemain-pemain Arab Saudi yang mayoritas main di Liga lokal," ujar Akmal.

Salah satu kendala yang bisa membuat Timnas agak sedikit berat untuk menghadapi Australia karena rata-rata pemainnya memiliki postur yang tinggi.

"Walaupun kita sudah Maarten Paes dan lainnya. Permasalahannya apakah kita bisa konsisten selama 90 menit Nah ini problem yang akan kita hadapi. Kalau terlalu percaya diri juga bahaya," pungkasnya.

Halaman
x|close