Pengamat: Dengan Rapot Merah, Peluang Pebulutangkis Indonesia Raih Emas di Olimpiade 2024 'Harap-harap Cemas'

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Jul 2024, 13:45
Ramses Manurung
Penulis & Editor
Bagikan
Pengamat bulutangkis, Daryadi dalam Dialog NTV Sport di NusantaraTV/tangkapan layar NTV Pengamat bulutangkis, Daryadi dalam Dialog NTV Sport di NusantaraTV/tangkapan layar NTV

"Bulutangkis memang masih menjadi primadona bagi Kontingen Indonesia di ajang Olimpiade. Karena terhitung sejak pertama kali kita ikut Olimpiade pada 1952 di Helsinki, kita baru bisa merebut medali emas pertama kali di Olimpiade 1992 dari cabang bulutangkis lewat Alan dan Susi," kata Pengamat Bulutangkis yang juga jurnalis senior, Daryadi dalam Dialog NTV Sport di NusantaraTV, Rabu (24/7/2024).

"Artinya di lima nomor yang dipertandingkan di cabor bulutangkis Olimpiade, Indonesia sudah mendapatkan medali emas," lanjutnya.

"Pertanyaannya tahun ini akan kah itu terulang kembali?" imbuhnya.

Jika berkaca dari catatan prestasi pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia sepanjang tahun ini, menurut Daryadi cukup mengkhawatirkan.

"Karena dibandingkan dengan olimpiade-olimpiade sebelumnya kondisi pemain yang sekarang ini boleh dibilang rekornya membuat kita sedikit harap-harap cemas," kata Daryadi.

Daryadi pun membeberkan alasan yang membuat dirinya harap-harap cemas dengan prestasi pebulutangkis Indonesia di Olimpiade 2024.

"Jadi kita coba flashback. Sepanjang tahun ini saja di mana sudah 18 turnamen yang digelar sejak Malaysia Open Super 1000 kemudian berakhir kemarin sebelum olimpiade adalah Canada Open super 500. Artinya ada 90 gelar yang diperebutkan di 18 tunamen tersebut. Hasilnya Indonesia hanya mendapatkan satu gelar lewat Jonatan Christie dan pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin di All England. Tapi Leo dan Daniel tidak main di Olimpiade 2024. Kemudian dia gelar di ganda putri turnamen level rendah Super 300 di Swiss dan Prancis," tutur Daryadi.

Halaman
x|close