Sejarah dan Asal-usul Kebaya: Perpaduan Klasik dan Modern dalam Busana Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Jul 2024, 17:59
Dedi
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Ilustrasi Kebaya Pengantin Sunda, Bali, Jawa Ilustrasi Kebaya Pengantin Sunda, Bali, Jawa (Pixabay)

Ntvnews.id, Jakarta - Kebaya adalah salah satu pakaian tradisional yang paling ikonik di Indonesia, yang juga dikenal dan digunakan di beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. 

Kebaya tidak hanya mencerminkan keindahan dan kearifan lokal, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perjalanan budaya dan sosial masyarakatnya. Artikel ini akan mengulas sejarah dan asal usul kebaya, serta peran pentingnya dalam budaya Indonesia.

Asal Usul Kebaya

Ilustrasi Kebaya Wanita <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi Kebaya Wanita (Pixabay)

Istilah "kebaya" diyakini berasal dari kata Arab "abaya" yang berarti pakaian. Pada abad ke-15, kebaya diperkenalkan oleh pedagang Arab di Indonesia. 

Awalnya, kebaya merupakan pakaian yang dikenakan oleh perempuan bangsawan atau kelas atas di kerajaan-kerajaan Jawa dan Bali. Pada periode ini, kebaya terbuat dari kain sutra atau brokat yang halus dengan hiasan bordir yang indah.

Perkembangan Kebaya

Ilustrasi Kebaya Wanita <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi Kebaya Wanita (Pixabay)

Era Kolonial

Selama era kolonial Belanda, kebaya mengalami perkembangan signifikan. Wanita Indonesia mulai memodifikasi kebaya agar lebih sesuai dengan selera dan gaya hidup mereka. Pada masa ini, kebaya mulai dikenakan bersama dengan kain batik yang panjang, yang dikenal sebagai kain jarik atau sarong. Kebaya juga mulai diproduksi dari berbagai jenis kain, termasuk katun, yang lebih terjangkau dan nyaman untuk dipakai sehari-hari.

Pengaruh Eropa

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, kebaya mulai dipengaruhi oleh gaya pakaian Eropa. Kebaya Encim, misalnya, adalah kebaya yang dipopulerkan oleh perempuan keturunan Tionghoa di Indonesia, yang menggabungkan elemen desain Eropa dan Tionghoa. Kebaya ini sering dihiasi dengan renda dan memiliki bentuk yang lebih pas di badan, mirip dengan blus Eropa.

Kebaya di Era Modern

Ilustrasi Kebaya Pengantin Sunda, Bali, Jawa <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi Kebaya Pengantin Sunda, Bali, Jawa (Pixabay)

Di era modern, kebaya terus berkembang dan menjadi simbol identitas nasional serta kebanggaan budaya. Pada tahun 1940-an dan 1950-an, kebaya menjadi simbol perjuangan perempuan Indonesia saat tokoh-tokoh seperti Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika mengenakan kebaya dalam kegiatan mereka untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan.

Pada masa kini, kebaya sering dikenakan pada acara-acara formal dan upacara adat, seperti pernikahan, upacara adat, dan hari-hari besar nasional. Desainer modern juga terus menciptakan variasi kebaya dengan sentuhan kontemporer, sehingga kebaya tetap relevan dan digemari oleh generasi muda.

Jenis-Jenis Kebaya

  1. Kebaya Kartini: Terinspirasi oleh R.A. Kartini, kebaya ini biasanya memiliki desain yang sederhana namun elegan, sering kali dengan warna-warna cerah dan motif yang halus.
  2. Kebaya Encim: Dipengaruhi oleh budaya Tionghoa dan Eropa, kebaya ini biasanya lebih pas di badan dan dihiasi dengan renda serta bordir yang rumit.
  3. Kebaya Bali: Dikenakan oleh wanita Bali, kebaya ini biasanya terbuat dari kain yang lebih tebal dengan motif-motif khas Bali, sering dipadukan dengan selendang dan kain songket.
  4. Kebaya Sunda: Memiliki desain yang lebih longgar dan sering dihiasi dengan bordir atau payet yang indah, kebaya ini biasanya dipakai pada acara-acara adat Sunda.

Halaman
x|close