"Sehingga buat saya adalah penyelamatan transisi menuju IKN," imbuhnya.
Meski begitu, kata Fahri, mungkin banyak orang yang mau battleground (medan pertempuran) DKI ini tetap ada
"Battleground yang berdarah-darah dan bergetah-getah," katanya.
"Karena inilah kota yang paling panas di dunia. Bagaimana pemimpin DKI bisa berpikir waras? Tiap hari demo terbesar di sini. Konflik ideologi ada di sini. Semua yang kacau balau itu ada di sini," lanjutnya.
"Sudah begitu kotanya kotor. Gubernurnya berantem sama presiden. Lupa, banjir enggak diurus karena dia engak kerja sama sama presiden. Banjir, macet, polusi tidak mungkin bisa diselesaikan," pungkasnya.