Geger Seorang Jenderal Gebuk Seorang Jurnalis Perempuan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Agu 2024, 06:00
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi pemukulan (pixabay) Ilustrasi pemukulan (pixabay) (pixabay)

Ntvnews.id, Bangkok - Jenderal Thailand yang berpengaruh, Prawit Songsuwan, kini menjadi anggota parlemen, mendapat kritik setelah memukul seorang wartawati di kepala. Insiden ini terjadi ketika wartawan tersebut menanyakan pendapatnya tentang Perdana Menteri baru Thailand, Paetongtarn Shinawatra.

Dilansir dari Reuters, kamis, 22 Agustus 2024 Prawit, yang berusia 79 tahun, adalah mantan Panglima Angkatan Darat Thailand dan sebelumnya menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri selama 9 tahun di pemerintahan PM Prayut Chan-O-Cha setelah kudeta militer 2014.

Prawit terlibat dalam dua kudeta militer dan dikenal sebagai politisi veteran dan pembuat kesepakatan politik terkemuka di Thailand.

Dalam insiden yang terjadi pada Jumat, 16 Agustus, Prawit memukul kepala seorang jurnalis televisi dua kali saat dikelilingi oleh wartawan yang mengajukan pertanyaan kepadanya. Video kejadian ini telah tersebar luas di internet dan menuai kecaman publik.

Baca Juga: Profil Hasan Nasbi: Konsultan Politik-Eks Wartawan yang Kabarnya jadi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan

Pemukulan terjadi saat jurnalis wanita dari ThaiPBS menanyakan pendapat Prawit mengenai kemenangan Paetongtarn dalam voting parlemen, yang tidak dihadiri oleh Prawit. Sebagai balasan, Prawit bertanya "Apa yang kamu tanyakan?" sebelum menyerang jurnalis tersebut.

Menurut laporan Bangkok Post, Prawit memukul jurnalis tersebut dua kali sambil terus bertanya dengan nada yang sama. Paetongtarn, 37 tahun, terpilih sebagai PM termuda Thailand setelah mendapatkan dukungan mayoritas dalam voting. Dia adalah anak bungsu dari mantan PM Thaksin Shinawatra, yang memiliki hubungan buruk dengan Prawit.

Prawit tidak hadir saat voting berlangsung. Dua asosiasi media Thailand, Asosiasi Jurnalis Penyiaran Thailand dan Dewan Penyiaran Berita Thailand, telah mengevaluasi video insiden tersebut dan menyimpulkan bahwa tindakan Prawit merupakan bentuk intimidasi, bukan candaan seperti yang diklaim oleh pendukungnya.

Baca Juga: 36 Orang Lolos Seleksi Kesehatan Kompolnas, 3 di Antaranya Wartawan

Senator Tewarit meragukan hukuman apa yang mungkin dihadapi Prawit jika terbukti melanggar etika sebagai anggota parlemen Thailand. Kode etik anggota parlemen Thailand mewajibkan penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain serta larangan terhadap ancaman, kebencian, atau kekerasan.

Juru bicara Partai Palang Pracharat, Piya Tavichai, mengatakan Prawit mengenal jurnalis tersebut dan telah meminta maaf. Piya menambahkan bahwa Prawit bisa mengklarifikasi kejadian tersebut di sesi parlemen mana pun dan menjelaskan bahwa tindakan Prawit dianggap sebagai candaan karena kedekatannya dengan jurnalis tersebut.

Namun, kedua asosiasi media menilai perilaku Prawit melanggar kode etik dan akan meminta penyelidikan. ThaiPBS menuntut Prawit bertanggung jawab atas tindakannya dan menegaskan bahwa penganiayaan terhadap jurnalis tidak dapat diterima serta merusak integritas jurnalisme.

Halaman
x|close