Macron: Penahanan CEO Telegram Tidak Berkaitan dengan Hal Ini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Agu 2024, 08:17
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Pemilu Prancis Pemilu Prancis (reuters)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa penahanan pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, bukanlah keputusan politis.

"Saya telah melihat berita yang salah mengenai Prancis setelah penangkapan Pavel Durov. Prancis sangat berkomitmen pada kebebasan berekspresi dan komunikasi, inovasi, serta semangat kewirausahaan—dan akan terus berkomitmen pada hal-hal tersebut," tulis Macron di media sosial X pada Senin.

Dia menjelaskan bahwa penangkapan Durov di Prancis adalah bagian dari penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Profil Pavel Durov, CEO Telegram yang Ditangkap di Prancis

"Ini sama sekali bukan keputusan politik. Hakim yang akan memutuskan masalah ini," katanya.

Durov ditangkap pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekitar pukul 8 malam saat turun dari jet pribadinya di Bandara Bourget, Paris.

Pria Prancis-Rusia berusia 39 tahun tersebut, yang terdaftar sebagai orang yang dicari di Prancis, baru saja tiba dari Azerbaijan.

Otoritas yudisial Prancis memutuskan pada Minggu, 25 Agustus 2024 malam untuk memperpanjang masa penahanan Durov hingga 96 jam, demikian laporan Le Point.

Baca Juga: Geger CEO Telegram Ditangkap Gegara Diduga Lakukan Hal Ini

Di akhir masa penahanannya, Durov harus dibebaskan atau dihadapkan ke hakim untuk kemungkinan didakwa.

Setelah melakukan penyelidikan awal, Kepolisian Peradilan Nasional Prancis mengeluarkan surat perintah penggeledahan.

Penyelidikan ini berfokus pada dugaan kurangnya moderasi di Telegram, yang menurut polisi memungkinkan aktivitas kriminal terus berlanjut tanpa kendala di aplikasi perpesanan tersebut.

Halaman
x|close